Assalamualaikum
!
Beberapa perjalanan
dalam hidup ini gak bakalan asyik tanpa adanya musik yang menemani. Saya sebagai
mahasiswa asal Bekasi yang dituntut untuk hidup merantau di kota Surakarta,
merasakan bahwa musik adalah hal penting jika saya sedang dalam perjalan menuju
atau meninggalkan kota kelahiran. Kenapa harus ada musik? Karena saya ga bisa
diem aja selama perjalanan tanpa mendengarkan irama lagu.
Pulang pergi
Bekasi-Surakarta-Bekasi bisa disebut travelling gak? Bisa banget dong. Kata siapa?
Ya kata saya sendiri. Hehehhe, sebagai pengguna kereta api yang loyal, saya
selalu menggunakan moda transportasi kereta api sebagai sarana saya untuk
mencapai tanah rantauan ini. Empat tahun telah saya tempuh sebagai mahasiswa
rantau dan saya selalu menyadari bahwa membelah pulau Jawa ini adalah bukan
perkara mudah. Beberapa jam di perjalanan selama di kereta membuat saya sadar,
betapa Indonesia ini sangatlah luas dan kaya akan pemandangan yang mengagumkan.
Seringkali saya
melihat penampakan sawah yang terbentang, namun saya tidak mengerti saya sedang
berada di daerah mana karena kereta terus berlaju dan membuat saya buta akan
arah dan tempat. Lagu-lagu pengiring saat menuju tanah rantau favorit saya
salah satunya adalah Angsa dan Serigala yang berjudul Kala Langit Telah Senja. Liriknya
sangat dalam dan terkesan “wah gue banget nih”. Klo kata pemaparan vokalisnya
sih, lagu ini berkisah tentang seorang ayah yang menitipkan pesan dan nasihat
kepada anaknya yang akan merantau jauh dan tak tahu kapan akan pulang.
Jika ditilik
liriknya yang sangat ampuh membuat hati ini bergetar adalah saat part di lirik “dan
bila nanti, kau langkahkan kaki tak kembali, tinggalkan kota ini, bulatkan
tekad bekali hidup”. Lirik dengan nada yang sangat syahdu ini sangat pas kala
didengarkan di pagi hari. Senja Bengawan, kereta yang biasanya saya tumpangi
dan keberangkatannya dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Solo Jebres,
adalah salah satu saksi hidup saya selama menghadapi hidup di rantauan selama
empat tahun terakhir ini.
Di saat
senja pagi menyapa penumpang kereta, karena perjalanan melalui moda
transportasi darat ini bisa lebih dari 10jam. Banyak sekali pemandangan yang
bisa dilihat dari jendela kereta yang kadang buram atau bahkan retak karena
pecah. Apapun moda transportasinya, ingat selalu bahwa handphone gak boleh
lowbat karena satu-satunya hiburan saya dikereta adalah handphone. Maklum aja
ya, mahasiswi kere gak punya ipod, atau mp3 untuk sekedar mendengarkan lagu.
Namun jika
tidak ada handphone dan jenuh mendengarkan lagu yang terasa membosankan. Suara pedagang
yang lalu lalang bisa menjadi hiburan kala pikiran mulai terasa suntuk. Suara pedagang
yang bersaut-sautan seakan memberikan irama dan nada tersendiri bagi penumpang
kereta api walau tak sedikit juga penumpang yang terganggung dengan ocehan
mereka seperti “qua qua mijon qua qua. Tarararahu tararahu. Nasi ayam nasi ayam
anget nasi ayam” dan teriakan lainnya dari para pedagang yang menjajakan
dagangannya di besi berjalan itu.
Tak bisa
dipungkiri perjalanan jauh merupakan suatu hal yang harus dihadapi oleh saya,
oleh sebab itu saya harus jeli membaca peluang yang bisa dijadikan sebagai
hiburan. Musik bisa dari mana saja, bahkan suara rel kereta yang terkesan ngilu
karena suaranya yang gojes-gojes bisa jadi musik dadakan yang membuat saya
terjaga dan menikmati kehidupan dengan lebih tenang. Tak ada yang salah dengan
hidup ini karena semua itu tergantung dengan cara kita menikmati kekayaaan alam
dan memadukannya dengan musik sesuai selera kita masing-masing.
Untuk apa
travelling jauh-jauh ke luar negeri, jika di dalam negeri saja masih banyak
kekayaan alam yang belum kita jelajahi? Yuk Pulang Negri ke Indonesia dan nikmati pesona pariwisata hasil karya
cipta ibu pertiwi.
*Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti Blog Competition #PulangNegri Valadoo*
*Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti Blog Competition #PulangNegri Valadoo*
saya aja perjalanan Garut-Tasik suka saya sebut traveling ko, hahaha... padahal mah deket, cuma sejam lebih,hehe... perjalanan jauh emang lebih berkesan kalo sambil dengerin musik.
ReplyDeletecoba deh dengerin lagu-lagu Float kaya Stupido Ritmo atau Indah Hari Itu misalnya, beat-beatnya asik banget buat didengerin di perjalanan..
WAH iya aku juga suka Float, hahahaha. Payung Teduh juga suka apalagi klo didengerin sambil ngayal :) jadi makin bisa berdelusi sesuka hati, hihihihi :D
ReplyDelete