Wednesday, November 20, 2013

KERETA BESI DAN NYANYIAN SUNYI


Assalamualaikum !
Beberapa perjalanan dalam hidup ini gak bakalan asyik tanpa adanya musik yang menemani. Saya sebagai mahasiswa asal Bekasi yang dituntut untuk hidup merantau di kota Surakarta, merasakan bahwa musik adalah hal penting jika saya sedang dalam perjalan menuju atau meninggalkan kota kelahiran. Kenapa harus ada musik? Karena saya ga bisa diem aja selama perjalanan tanpa mendengarkan irama lagu.

Pulang pergi Bekasi-Surakarta-Bekasi bisa disebut travelling gak? Bisa banget dong. Kata siapa? Ya kata saya sendiri. Hehehhe, sebagai pengguna kereta api yang loyal, saya selalu menggunakan moda transportasi kereta api sebagai sarana saya untuk mencapai tanah rantauan ini. Empat tahun telah saya tempuh sebagai mahasiswa rantau dan saya selalu menyadari bahwa membelah pulau Jawa ini adalah bukan perkara mudah. Beberapa jam di perjalanan selama di kereta membuat saya sadar, betapa Indonesia ini sangatlah luas dan kaya akan pemandangan yang mengagumkan.

Seringkali saya melihat penampakan sawah yang terbentang, namun saya tidak mengerti saya sedang berada di daerah mana karena kereta terus berlaju dan membuat saya buta akan arah dan tempat. Lagu-lagu pengiring saat menuju tanah rantau favorit saya salah satunya adalah Angsa dan Serigala yang berjudul Kala Langit Telah Senja. Liriknya sangat dalam dan terkesan “wah gue banget nih”. Klo kata pemaparan vokalisnya sih, lagu ini berkisah tentang seorang ayah yang menitipkan pesan dan nasihat kepada anaknya yang akan merantau jauh dan tak tahu kapan akan pulang. 

Jika ditilik liriknya yang sangat ampuh membuat hati ini bergetar adalah saat part di lirik “dan bila nanti, kau langkahkan kaki tak kembali, tinggalkan kota ini, bulatkan tekad bekali hidup”. Lirik dengan nada yang sangat syahdu ini sangat pas kala didengarkan di pagi hari. Senja Bengawan, kereta yang biasanya saya tumpangi dan keberangkatannya dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Solo Jebres, adalah salah satu saksi hidup saya selama menghadapi hidup di rantauan selama empat tahun terakhir ini.

Di saat senja pagi menyapa penumpang kereta, karena perjalanan melalui moda transportasi darat ini bisa lebih dari 10jam. Banyak sekali pemandangan yang bisa dilihat dari jendela kereta yang kadang buram atau bahkan retak karena pecah. Apapun moda transportasinya, ingat selalu bahwa handphone gak boleh lowbat karena satu-satunya hiburan saya dikereta adalah handphone. Maklum aja ya, mahasiswi kere gak punya ipod, atau mp3 untuk sekedar mendengarkan lagu.

Namun jika tidak ada handphone dan jenuh mendengarkan lagu yang terasa membosankan. Suara pedagang yang lalu lalang bisa menjadi hiburan kala pikiran mulai terasa suntuk. Suara pedagang yang bersaut-sautan seakan memberikan irama dan nada tersendiri bagi penumpang kereta api walau tak sedikit juga penumpang yang terganggung dengan ocehan mereka seperti “qua qua mijon qua qua. Tarararahu tararahu. Nasi ayam nasi ayam anget nasi ayam” dan teriakan lainnya dari para pedagang yang menjajakan dagangannya di besi berjalan itu.

Tak bisa dipungkiri perjalanan jauh merupakan suatu hal yang harus dihadapi oleh saya, oleh sebab itu saya harus jeli membaca peluang yang bisa dijadikan sebagai hiburan. Musik bisa dari mana saja, bahkan suara rel kereta yang terkesan ngilu karena suaranya yang gojes-gojes bisa jadi musik dadakan yang membuat saya terjaga dan menikmati kehidupan dengan lebih tenang. Tak ada yang salah dengan hidup ini karena semua itu tergantung dengan cara kita menikmati kekayaaan alam dan memadukannya dengan musik sesuai selera kita masing-masing.

Untuk apa travelling jauh-jauh ke luar negeri, jika di dalam negeri saja masih banyak kekayaan alam yang belum kita jelajahi? Yuk Pulang Negri ke Indonesia  dan nikmati pesona pariwisata hasil karya cipta ibu pertiwi. 

*Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti Blog Competition #PulangNegri Valadoo*

2 comments:

  1. saya aja perjalanan Garut-Tasik suka saya sebut traveling ko, hahaha... padahal mah deket, cuma sejam lebih,hehe... perjalanan jauh emang lebih berkesan kalo sambil dengerin musik.

    coba deh dengerin lagu-lagu Float kaya Stupido Ritmo atau Indah Hari Itu misalnya, beat-beatnya asik banget buat didengerin di perjalanan..

    ReplyDelete
  2. WAH iya aku juga suka Float, hahahaha. Payung Teduh juga suka apalagi klo didengerin sambil ngayal :) jadi makin bisa berdelusi sesuka hati, hihihihi :D

    ReplyDelete

orang ngebacot