Ada beberapa part dari lagu-lagu jadul yang klo dihubungin sama keadaan sekarang, relevansinya sangatlah besar dan cukup menohok sanubari. Kita yang tidak pernah tahu apa, bagaimana, kapan, siapa, dan mengapa kejadian didunia ini beruntutan terjadi tanpa tau motivasinya, lalu dituntut untuk mengambil hikmah dari kejadian ini semua. Lu kira gue ustad ? Mungkin masih menganggap bahwa saya ini titisan mamah dedeh *abaikan*. Setelah perjalanan panjang pun timbul beberapa pernyataan yang berulang-ulang seperti... "ah masa sih ?" lalu "tau gitu kemarin....blablabla" isi blablabla itu dengan premis yang menjadi masalah atau sebab dari akibat yang ditimbulkan karena kamu mengambil keputusan yang terjadi kemarin itu :)
Jadi daripada bertarung jari di hadapan tombol qwerty yang udah jadi makanan sehari-hari. Lebih baik kita mendongeng saja... dongeng buat anak kecil ? dongeng buat remaja ? atau mau mengcover ronggeng dukuh paruk ? tidak kesemuanya. Dongeng tentang cerita yang lagi ada di pikiran saja. He he he....
***
Seorang lelaki duduk merenung meratapi nasibnya, ia tak kunjung segera mendapati pekerjaan. Sementara ia adalah lulusan sarjana terbaik dari akademi favorit di kotanya. Malang tak dapat ditolak, kini ia hanya sebatang kara karena kedua orangtuanya telah bercerai beberapa minggu setelah ia wisuda. Kini ia hanya hidup dengan ibu kandungnya, yang juga tak pernah lelah untuk tak hentinya berdoa dan berharap agar ia lekas mendapatkan pekerjaan yang layak....
"Bu, kok aku ga dapet-dapet kerjaan ya Bu?" keluh sang anak kepada Ibunya.
"ya sabar dong nak, kau tahu kan dunia kerja itu keras. Ibu aja kerja keras banting tulang buat menghidupi kamu ini, dipikir ga sulit apa ?"
"Ya tapi kan aku sarjana Bu, masa sih nyari kerja yang lulusan sarjana sama susahnya dengan yang lulusan SD sekalipun"
"ga usah dipikirin nak, nanti kalo udah rejekinya juga kerjaan bakalan dateng sendiri. Berdoa dan ikhtiar terus aja ya nak..."
"iyaa Bu..."
Sang anak yang belakangan baru diketahui lulusan akademi teknik ini ternyata memiliki hasrat terpendam untuk menjadi seorang ENJINIR. Padahal latar belakangnya sudah cukup mumpuni karena berkecimpung di bidang yang sudah seharusnya. Menjadi seorang enjinir adalah cita-citanya sejak dulu, karena semasa kecilnya, ia sudah paham dengan hal-hal berbau teknik berkat bengkel mobil kepunyaan ayahnya.
"misi ommm, minta duitnya omm, buat makan nih om, laper belum makan om" pinta seorang bocah yang menjadi pengemis jalanan.
"maap aja dek, ga ada receh" balas sang anak lelaki yang desperate itu. Keadaan di terminal saat siang hari ini sungguh terik, gelandangan dan pengemis dibiarkan begitu saja tanpa ada yang menertibkannya.
"yah om, padahal dandanan udah kayak orang kantoran gini. Ternyata, huuuh kere" ejek sang pengemis kepadanya.
"WOY, sembarangan ya klo ngomong. Belum pernah saya lempar pake skripsi saya ya?" *FYI: skripsi yang dia buat terdiri dari 500 lembar hardcover, terdiri dari cover, isi, daftar pustaka, lampiran, dan lembar persembahan* --> oke ini gak penting
kemudian, si pengemis kurang ajar itu pun lari sambil melet-melet tanda mengejek kepada si lelaki putus asa pencari kerja.
***
Berhubung penulis bingung, maka cerita akan disambung beberapa waktu lagi.... namanya juga CERBUNG, Cerita gak nyambung..... bahahaha...
To be continued (kalo inget)
No comments:
Post a Comment
orang ngebacot