Sudah hampir setengah tahun belum ada catatan berarti dalam konten di blog ini. Kemana sajakah saya selama ini? Nanti akan ada saatnya saya untuk bercerita Karena terlalu sedih atau terlalu bahagia saat bercerita akan menjadi satu ketergesa-gesaan apabila dibaca kembali tulisan yang menggebu-gebu itu.
Tentang tahu diri. Bagaimana seharusnya kita menempatkan posisi sebagai insan yang diharuskan untuk tahu diri?
Tahu diri untuk tidak bergosip selama ada di dalam masjid
Tahu diri untuk menggunakan toilet seperlunya Dan tidak berlama-lama bersolek
Tahu diri untuk menggunakan sepatu Dan berpakaian rapi saat menghadapi tamu
Tahu diri untuk menggunakan gincu saat kondisi wajah tidak sempurna
Tahu diri untuk menjaga jarak dengan lelaki teman seprofesi agar tidak ada berita simpang siur
Tahu diri untuk tidak berlama-lama berduaan dengan suami orang
Tahu diri untuk menggunakan pakaian sepantasnya Dan sewajarnya
Tahu diri untuk tidak menggunakan gadget saat ditempat umum
Tahu diri untuk selalu ramah pada setiap orang yang dikenal
Tahu diri untuk selalu bersimpati saat teman sedang kesulitan
Tahu diri untuk menjaga rahasia Dari pasangan masing-masing
Tahu diri untuk tidak berbuat hal yang membuat pasangan cemburu
Tahu diri untuk mengerti kesibukan pasangan yang tak pernah usai
Tahu diri untuk saling mengisi waktu dengan kedekatan personal dengan pasangan
Tahu diri untuk menahan ego diri sendiri untuk menahan emosi
Tahu diri untuk tidak merasa sombong atas keberhasilan yang telah diraih
Tahu diri untuk selalu merasa bersyukur Karena Allah sudah menciptakan rangkaian cerita yang skenarionya lebih baik daripada orang lain disekitar kita
Tahu diri untuk selalu merasa cukup Dan menjaga apa yang sudah dimiliki sekarang.
Semua itu merupakan muara Dari cinta saya... Kamu... Dan sang Maha pencipta.
Mungkin terdengar sok puitis.. Tapi saya bersyukur masih dikelilingi oleh orang-orang yang saya cintai.
Thanks for everything..
YK, 2015